Kejatuhan Plafon, Cerita Haru Bayi Kades Usia Dua Bulan Selamat dari Gempa Cianjur

Minggu, 27 November 2022 | 17:36 WIB
Kejatuhan Plafon, Cerita Haru Bayi Kades Usia Dua Bulan Selamat dari Gempa Cianjur
Tim SAR gabungan mengevakuasi warga korban gempa Cianjur yang tertimbun longsor di Kampung Cugenang, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (25/11/2022) [ANTARA/HO-Divisi Humas Polri]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gempa Cianjur, Jawa Barat, yang menewaskan ratusan orang menyisakan duka mendalam bagi Indoesia. Berbagai kisah haru korban selamat pun bermunculan, termasuk bayi mungil yang merupakan anak Kepala Desa (Kades) Ciputri.

Naurah, bayi berusia dua bulan berhasil selamat dari gempa berkekuatan 5,6 magnitudo. Bayi itu merupakan anak dari Kades Ciputri Nia Novi Hertini.

Nia pun menceritakan bagaimana keajaiban bayinya bisa selamat dari reruntuhan rumahnya. Kisah ini diungkapkannya saat berada di posko utama korban gempa Desa Ciputri Sarongge Valley, Minggu (27/11/2022).

Ternyata, sang bayi diselamatkan oleh tetangganya. Nia mengatakan sedang pergi ke Balai Desa untuk menyambut kunjungan Bupati Cianjur Herman Suherman. Anaknya itu pun ditinggal di rumah bersama pengasuh.

Baca Juga: Mendag Kunjungi Korban Gempa Cianjur

Selang berapa lama, gempa mengguncang Cianjur. Kala itu, Nia baru saja melepas Bupati meninggalkan kantor desa.

Begitu terjadi lindu, Nia mengaku bahwa dirinya langsung memikirkan kondisi warganya yang berjumlah 12 ribu jiwa, juga putri bungsunya di rumah.

"Saya punya bayi di rumah, yang saya pikirkan pengasuhnya sama dia atau tidak," ucap Nia.

Saat hendak berkeliling meninjau kondisi warga, kata Nia, ada warga yang berteriak kepadanya menyebutkan tentang kondisi anaknya.

"Ada yang teriak, ibu dedek ibu, itu dedek di rumah ketimpa," kata Nia menirukan teriakan warganya.

Baca Juga: Nathalie Holscher Salurkan Bantuan untuk Korban Gempa Cianjur, malah Dicibir Netizen

Ketika itulah Nia langsung mengeraskan hati untuk pulang memastikan kondisi anaknya. Setibanya di rumah, ia mendapati rumahnya seperti kapal pecah. Meski bangunan luar tampak kokoh, tetapi di dalamnya porak poranda.

Termasuk atap rumah di kamar tidur, tempat bayinya tidur siang itu, sudah penuhi reruntuhan plafon rumahnya.

Seketika Nia cemas melihat bayi dan pengasuhnya tidak ada di rumah. Beruntung salah satu warga menenangkan, kalau bayinya sudah aman digendong oleh tetangganya.

"Jadi pas gempa itu ternyata pengasuh anak saya ketakutan dan lari keluar rumah, tinggallah anak saya di kamar sedang tidur. Dia teriak-teriak minta tolong supaya anak saya diselamatkan. Alhamdulillah ada warga yang datang menyelamatkan," kata Nia.

Hati Nia lega setelah melihat bayi mungilnya tidur pulas di gendongan tetangga. Saat dipeluk olehnya, muka bayinya penuh dengan debu plafon rumah yang ambruk.

Nia mengabadikan kondisi kamar tempat bayinya tidur, beruntung lemari di kamarnya menghalangi runtuhan plafon menimpa bayinya.

"Jadi untungnya ada lemari itu, plafon itu jatuh tapi tersangkut di lemari, jadi bayi saya terlindungi," ucap Nia.

Kini, Nia fokus membantu warganya untuk pulih dari gempa, dengan mendistribusikan bantuan sandang maupun pangan.

Ironisnya, meski bantuan sudah masuk ke wilayah tersebut, tetapi kondisinya sangat jauh sehingga tidak banyak relawan yang datang dan mendirikan posko.

Di Desa Ciputri hampir seluruh warga mengungsi, terdapat 77 posko pengungsi di wilayah tersebut, dan hanya ada Pasukan 315 Garuda TNI AD yang turun membantu warga, termasuk anggota Bhabinkamtibmas dari Polsek Pacet.

Kondisi itu sangat berbeda dengan wilayah Cugenang hampir dibanjiri oleh relawan bahkan bantuan ikut melimpah. Diketahui memang kawasan Cugenang yang paling besar terdampak. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI